Putri
Nella benar-benar cantik malam ini. Seperti seorang putri raja. Tidak ada mata yang tidak memandangnya. Bahkan Yoga yang selama ini mengacuhkannya sempat meliriknya. Yah, hanya melirik. Tapi untuk seorang seperti Yoga, lirikan adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Apalagi kepada seorang wanita.
Aku bersyukur mengenal Yoga sejak kecil. Sehingga dia tidak perlu melirikku dengan berat hati seperti ketika ia melirik gadis-gadis lain. Dan meskipun kami jarang bicara sekarang, sesungguhnya kami selalu terhubung oleh sesuatu apa yang tidak jelas namanya yang membuat kami bisa saling mengerti satu sama lain. Mungkin… persahabatan.
Nella
Aku senang bisa tampil cantik malam ini! Well, siapa yang tahu kalau Putri ternyata pintar mendandani orang. Memang sih waktu itu aku juga sudah banyak lihat banyak teman-teman yang tampil luar biasa waktu prom karena didandani Putri. Tapi aku baru percaya tadi. Malam ini. Bahkan Rossa yang biasanya jadi primadona kalah olehku.
Yang terpenting dari itu semua, tidak ada yang tidak menyapaku. Siapa yang menyangka aku yang biasanya tampil biasa saja ternyata bisa tampil secantik itu? Aku? Iya, aku.
Dan untuk besok, besoknya, besoknya, dan seterusnya… aku akan selalu tampil secantik tadi.
Rossa
Nella was really really gorgeous. Aku tahu pasti Putri yang mendandaninya. Ada sentuhan khas Putri dalam penampilannya. Coba kalau Putri sendiri yang berpenampilan seperti itu, mungkin aku sebagai tuan rumah akan merasa sangat malu karena kalah olehnya. Haha. Tapi aku juga tidak pernah menyangka Nella akan datang dengan penampilan secantik tadi. Dia benar-benar berhasil membuatku iri saat Yoga meliriknya ketika ia sedang bersamaku.
Ah, iya. Yoga. Dia datang dengan penampilan kasualnya. Khas Yoga. Dia memberiku ucapan selamat ulang tahun dan kado. Masih dengan cara ‘khas Yoga’. Yah, seperti itulah. Acuh, dingin, sedikit arogan, tapi menyenangkan. Kenapa, ya, dia sangat sangat bisa membuat aku selalu tertawa meskipun saat itu dia sedang tidak tertawa? He looks so lovely.
Yoga
Aku rindu semua percakapan kita tentang langit dan segala hal tidak penting seperti dulu saat kamu menatapku tadi. Kenapa kamu mendandani Nella seperti kamu waktu aku mengakui satu hal sakral padamu dulu?
wah, gaya menulis kamu bener2 nantural. udah srg kirim ke majalah belum? coba dikirim yaa cerpen2nya:)
ReplyDeletekeep writing:) lam kenal ya. aku jd follower pertamamu:)
@mayyadah : wah makasih mbak :D iya nih, aku lagi coba-coba kirim cerita dan ikut lomba-lomba. ayo kita saling mendoakann ya :D
ReplyDeletecerpen ini ya? not bad....
ReplyDelete@sang cerpenis bercerita : makasih mba C:
ReplyDeleteyou have great talent
ReplyDeletekeep writing nika :DD gue bakal jadi pembaca setia lo hahaha
ReplyDelete@ms. Hilya Al Hilwa : makasih makasih. ayo kita berjuang bareng-bareng hil :D
ReplyDelete@maryam : iya iyeeem :D doain aku ya :) makasi makasi :D